gadget

Rabu, 26 Oktober 2011



Ternak ayam HIBRIDA menjadi bisnis yang cukup laris, karena permintaan daging ayam organik meningkat cukup baik. Meski demikian para peternak menemui kendala yaitu lambatnya pertumbuhan ayam HIBRIDA. Berbeda dengan ayam broiler yang bisa panen dalam waktu 40 hari saja. Namun saat ini persoalan tersebut sudah bisa dipecahkan dengan kehadiran ayam HIBRIDA super atau ayam Jawa super.Ternak ayam HIBRIDA super dikatakan lebih menjanjikan karena dalam masa pemeliharaan 45 sampai 60 hari ayam HIBRIDA super sudah bisa dipanen. Masa panen ternak ayam HIBRIDA super yang singkat, hal ini memberikan banyak keuntungan diantaranya resiko kematian yang kecil dan menghemat biaya pemeliharaan termasuk pakan ayam. Ayam HIBRIDA super merupakan persilangan ayam HIBRIDA biasa dengan ayam dengan ras pertumbuhan yang cepat, sehingga anakannya memiliki pertumbuhan yang cepat. Namun dari segi bentuk dan daging memiliki karakteristik ayam HIBRIDA. Dari segi harga jual, ayam HIBRIDA harganya lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, berkisar dari 17 ribu sampai 25 ribu per kilogram. Tergantung pada keadaan pasar, suply and demand daging ayam HIBRIDA di pasaran. Dalam usaha ternak ayam HIBRIDA super sendiri tidak terlalu rumit, cara pemeliharaan ayam HIBRIDA sendiri cukup mudah, hanya tinggal menyediakan kandang terbatas dengan alas sekam dan diberi lampu secukupnya. Pemberian pakan hanya satu kali saja pada wadah yang berbentuk seperti galon air mineral, sehingga pakan akan keluar jika dimakan ayam. Dengan demikian tidak perlu khawatir jika dijadikan usaha sampingan. Pemberian pakan untuk usaha ternak ayam HIBRIDA cukup diberikan pada pagi hari dengan takaran untuk satu hari. Hal ini memudahkan dalam hal pemeliharaan dan operasional. ANALISIS USAHA AYAM HIBRIDA SUPER Jika berminat dalam usaha ternak ayam HIBRIDA super ini , berikut analisis bisnis ternak ayam HIBRIDA super per 100 ekor : A. Pengeluaran No Keterangan Harga Satuan Jumlah Unit Jumlah 1 Pembelian bibit Ayam HIBRIDA super Rp. 4.000 100 ekor Rp. 400.000 2 Pakan 0 – 60 hari Rp. 226.000 4 Sak Rp. 904.000 3 Vitamin dan Vaksinasi Rp. 100.000 Rp. 100.000 Jumlah Rp 1.404.000,- B. Pemasukan Diasumsikan , angka kematian ayam HIBRIDA super adalah 10 ekor dari jumlah 102(100 ekor plus bonus 2 ekor) maka pada saat panen masih tersisa 92 ekor dengan berat rata-rata apabila habis pakan 4 sak adalah 0,8 – 1 kg. Harga ayam terendah adalah Rp 17.000,-/kg (hanya terjadi pada panenan bulan November dan Februari). Fluktuasi harga antara Rp 17.000,- s.d Rp. 25.000,- per kilogram (kg). No Keterangan Harga Satuan Jumlah Unit Jumlah 1 Penjualan Ayam Rp 22.000/kg 0.9kg x 92 = 82.8 kg 1.821.600 Jumlah Rp 1.404.000,- Pendapatan Bersih = Pemasukan – Pengeluaran = Rp 1.821.600 – Rp.1.404.000 = Rp 417.600, Jika memiliki keinginan untuk mendapatkan penghasilan dari usaha sampingan, mungkin bisnis ternak ayam HIBRIDA super ini layak dicoba

Rabu, 19 Oktober 2011

untuk memenuhi permintaan ayam hibrida kelompok usaha bersama ayam hibrida telah berupaya menambah jumlah mesin dengan kapasitas 3.000 butir.

Rabu, 03 Agustus 2011

PELETAKAN BATU PERTAMA KUB AGRIBISNIS AYAM HIBRIDA

FMA desa Wonosari 25 juli 2011
Peletakan batu pertama, Kantor dan Etalase KUB Ayam Hibrida, dilakukan oleh yang terhormat bapak AMIRUDIN, dari Badan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian Pusat, setelah mengadakan evaluasi kegiatan FMA tingkat desa,
Kantor sekretariat tersebut didirikan bertujuan untuk mengfokuskan segala kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok usaha bersama ayam hibrida, terutama sebagai tempat penerimaan tamu yang datang berkunjung, berkonsultasi, melihat-liahat sempel ayam hibrida,dll.
Berkat kegiatan FMA, ayam hibrida ada dan tumbuh besar/berkembang seiring berjalanya waktu, yang kian lama kebutuhan daging ayam kampung semakin meningkat jumlahnya, terbukti dari tamu yang berkunjung serta permintaan DOC yang tinggi, bahkan untuk bulan september kami punya target minimal produksi DOC Ayam hibrida perminggu mencapai 3.000 (tiga ribu) perminggu, guna memenuhi pesanan yang ada, sedangkan saat ini kami hanya mampu menyediakan DOC perminggu antara 800-1.000 ekor, sedangakan permintaan bulan september 2011 sudah mencapai 3.000 perminggu.
Dalam diskudinya bersama UP FMA dan Anggota KUB bapak Amirudin mengatakan: kekurangan UP FMA desa Wonosari adalah dalam bidang administrasi, walaupun sudah cukup bagus, akan tetapi penataanya kurang pas pada posisinya, nikmaropik (penyuluh) swadayanya mengakui hal itu, bahkan dia mengatakan bahwa kelembagaan yang berdiri kokoh harus ditunjang administrasi yang benar, UP dan Anggota sudah menyadari hal itu bahkan untuk kegiatan FMA tahun 2011 juga memasukkan kegiatan peltihan dan magang dalam memanag, usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan agribisnis,
Ayam hibrida dari tiada menjadi ada, dari konsumen menjadi produsen, dr bodoh menjadi pandai, dari nol kita mulai memberdayakan masyarakat desa wonosari, sampai sekarang sudah mampu dikenal, hampir seluruh indonesia, walau tanpa penhargaan kami merasa bangga dan puas bisa membawa petani menjadi petani yang bisa menciptakan sesuatu yang dibutuhkan pasar, bukan menjual apa yang mereka produksi kepasar yang belum tentu barang tersebut dibutuhkan pasar,
Program FEATI yang kami terima bukan program kelas teri, terbukti dan teruji, ungkap BASUKI (ketua UP FMA desa WONOSARI) akan tetapi program sebagus apapun tanpa ada orang yang berani merevolusi sistem, tetap mentok, semangat juang yang tinggi dari penyuluh swadaya kami mampu dan bahkan seringkali berani melampaui batasan batasan, akan tetapi masih dalam koridor,
cp: // 081391824231
jayalah petani indonesia kita mampu menjadi tuan dirumah sendiri, berilah aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia, jangan hanya berbicara lantang tanpa perbuatan yang nyata, kita adalah juara jangan sampai terkondisikan menjadi pecundang oleh lingkungan

Rabu, 11 Mei 2011

PROFIL FMA DESA WONOSARI KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BATANG

I. LATAR BELAKANG
Desa wonosari merupakan salah satu desa di Kecamatan Bawang 40 kilometer dari ibukota Kabupaten batang , terbagi dalam 7 Dusun yakni Dusun Wonosari, Dusun Serang , Dusun Kesrug, Dusun Limbangan Dusun Ringin Sari, Dusun Paseran, Dan Dusun Banjarwaru.
Desa Wonosari terletak disebelah utara Desa Candirejo dan, Sebelah Timur Desa sangu banyu, Sebelah Selatan Desa Kebaturan dan Sebelah Barat Kelurahan Jlamprang.
Desa Wonosari yang berpenduduk kurang lebih 4.312 jiwa dengan KK berjumlah 1.500 KK, sebagian besar bekerja sebagai petani 90 %. Sebagian besar penduduknya berpendidikan Sekolah Dasar 50 % ,bahkan yang tidak tamat Sekolah Dasar 15. %, namun karena potensi sumber daya alam yang cukup mendukung dengan luas persawahan yang cukup memadai, dan peternakan yang cukup potensional, sehingga dapat memberikan pendapatan kepada petani yang memadai, apalagi dengan adany kegiatan feati yang dilaksanakan sejak tahun 2008, Berdasarkan hal tersebut maka para anggota kelompok tani membentuk kelompok-kelompok belajar melalui wadah kelompok tani agar dapat memperoleh bimbingan dari penyuluh dan pembina tekhnis lainnya.
Didesa Wonosari ini terdapat 7 kelompok tani yang telah dibentuk sejak tahun 1982 sampai 2007, dengan rata-rata anggota 33 s/d 56 orang perkelompok. Sedangkan kelompok yang paling sukses dalam bidangnya adalah kelompok Taruna Tani Banjarwaru Desa Wonosari, yang telah mampu melaksanakan kegiatan agribisnis ayam hibrida secara utuh.
Adapun jenis komoditi yang dominan dikembangkan didaerah ini antara lain Tanaman padi, jagung, Kacang hijau dan kacang panjang. Disamping tanaman tersebut, juga didaerah ini memiliki potensi yang cukup baik yang didukung oleh adanya tegalan, pekarangan dan kebun yang banyak ditumbuhi rumput memberikan peluang untuk memelihara Sapi, Kambing, , juga unggas (ayam dan itik).
Jumlah ternak sapi dan kambing cukup banyak mencapai lebih dari 500 ekor, kambingpun begitu juga hampir ada 1.000 ekor, bahkan unggas (ayam) menempati urutan tertinggi jumlahnya, mencapai 50,000 ekor, bahkan terus bertambah seiring berjalanya waktu, dengan penguasaan teknologi peternakan ayam yang sekarang hampir semua bidang teknologi sudah mampu dikuasai.
Pada tahun 2007, Program P3TIP/FEATI Kabupaten Batang memberikan kesempatan kepada kelompok tani untuk membentuk gabungan kelompok tani sebagai kelas belajar dengan membentuk unit yang akan mengelola kegiatan penyuluhan didesa yang pengurusnya dipilih secara demokratis oleh rembug tani desa. Melalui rembug desa tersebut maka terpilih pengurus/pengelola FMA Desa susunan pengurus sebagai berikut ; ketua : BASUKI, Sekretaris : SAIPUDIN dan Bendahara adalah : SETIO BUDI serta Penyuluh Swadaya ; NIKMAROPIK (penyuluh sawadaya laki-laki) dan TRI KURNIA WATI (Penyuluh Sawadaya Perempuan) Sedangkan Penyuluh Pertanian Lapangan yang mendampingi dan memfasilitasi adalah KADARYONO, SPi.
Melalui program kegiatan UP-FMA Desa Wonosari telah melakukan beberapa tahapan pengelolaan FMA terutama dalam perencanaan dengan kegiatan sbb : (a). Pelaksanaan PRA, (b) Penyusunan rencana kegiatan kelompok (RDK/RDKK); (c) penyusunan programa penyuluhan desa; dan lain sebagainya.
Hasil yang telah dicapai pada pelaksanaan kegiatan UP – FMA Wonosari adalah, bahwa saat ini sudah bterbentuk kelompok usah bersama Agribisnis Ayam Hibrida yang pemasaranya sudah Go Nasional, dan bahkan sekarang sudah menjadi tempat pelatihan dan permagangan ayam buras,
Dengan dasar Penyuluhan pertanian sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum merupakan hak asasi warga negara Republik Indonesia. Sektor pertanian yang berperan penting dalam pembangunan nasional memerlukan sumberdaya manusia yang berkualitas, andal, serta berkemampuan manajerial, kewirausahaan dalam melaksanakan usahanya. Dengan demikian pelaku pembangunan pertanian mampu membangun usaha dari hulu sampai dengan hilir yang berdaya saing tinggi dan berperan serta dalam melestarikan lingkungan usahanya sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Salah satu metoda pengembangan kapasitas pelaku utama dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang dikelola oleh pelaku utama itu sendiri (Farmers Managed Extension Activites/FMA). Metode ini menitikberatkan pada pengembangan kapasitas manajerial, kepemimpinan dan kewirausahaan pelaku utama dalam pengelolaaan kegiatan penyuluhan pertanian. Dalam metode FMA ini pelaku utama dan pelaku usaha mengidentifkasi permasalahan dan potensi yang ada pada diri, usaha dan wilayahnya, merencanakan kegiatan belajarnya sesuai dengan kebutuhan mereka secara partisipatif dalam rangka meningkatkan produktivitas usahanya guna peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya. Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP) merupakan program yang memfasilitasi kegiatan penyuluhan pertanian yang dikelola oleh petani atau Farmers Managed Extension Activities (FMA). Melalui kegiatan ini petani difasilitasi untuk merencanakan dan mengelola sendiri kebutuhan belajarnya, sehingga proses pembelajaran berlangsung lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan pelaku utama.

II. TUJUAN
Tujuan umum pelaksanaan FMA adalah untuk meningkatkan kemampuan pelaku utama dan pelaku usaha dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian dari, oleh dan untuk pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengelola usahanya secara optimal dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarga pelaku utama secara berkelanjutan. Tujuan khusus pelaksanaan FMA adalah meningkatkan kapasitas pelaku utama dan pelaku usaha dalam :
1. mengidentifikasi potensi yang dimilikinya, masalah-masalah yang dihadapi dalam pengelolaan usahanya dan alternatif-alternatif pemecahannya.
2. memilih usaha yang paling menguntungkan serta mengidentifikasi kebutuhan informasi, teknologi dan sarana yang diperlukan untuk mengembangkan usahanya secara berkelanjutan.
3. Membangun keswadayaan, keswadanaan dan kepemimpinan pelaku utama dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian dengan memperhatikan kesetaraan gender.
4. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan penyuluh swadaya dan organisasi petani (kelompoktani/gapoktan/asosiasi dll) untuk menjamin keberlanjutan penyuluhan dari, oleh, dan untuk pelaku utama dan pelaku usaha dalam pengembangan sistem agribisnis.
5. Menciptakan lingkungan yang mendorong lahirnya fasilitas pembelajaran bagi pelaku utama dan organisasi petani (kelompoktani/gapoktan/asosiasi dll) di tingkat desa, dimana para pelaku utama dan pelaku usaha, laki-laki dan perempuan, dapat saling berbagi pengalaman dan juga untuk mengembangkan kemitraan diantara mereka serta dengan pihak lainnya.
6. Mengembangkan jejaring kerja dengan sumber-sumber informasi teknologi, pemasaran, permodalan dalam rangka pengembangan usahanya; g. mengembangkan kemitraan usaha dengan pihak lain;
7. memperluas dan mengembangkan usaha kelompoktani/gapoktan/ asosiasi sehingga mencapai skala usaha yang efisien dalam rangka meningkatkan posisi tawar pelaku utama dan pelaku usaha.
8. Menjadi Penyedia informasi Teknologi pertanian dan peternakan Di Indonesia.

III. Misi

Mengembangkan dan Mengaplikasikan Teknologi pertanian dan peternakan Yang Sesuai Dengan Kondisi Lingkungan dan Sosial Masyarakat Indonesia.


IV. RUANG LINGKUP KEGIATAN
Adapun ruang lingkup kegiatan FMA Desa Wonosari adalah :

1. Kegiatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kapasitas pelaku utama dan pelaku usaha untuk mengelola kegiatan penyuluhan yang dan berkelanjutan.
2. Substansi/materi belajar FMA desa meliputi materi teknis budidaya, panen, pasca panen, pengolahan hasil, dan pemasaran komoditas pertanian, peternakan dan perikanan yang membawa inovasi strategis dan spesifik lokasi untuk meningkatkan pendapatan pelaku utama dan pelaku usaha, disamping materi yang bersifat meningkatkan keterampilan manajemen dan kepemimpinan.

V. PROGRAM

a. Program Jangka Pendek
1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran didesa wonosari
2. Meningkatkan mutu pembelajaran
3. Terciptanya lapangan kerja bagi pemuda
4. Tercapainya teknologi pertanian peternakan spsifik lokasi
b. Program Jangka Panjang
1. Menjadi pusat penyebaran ayam hibrida dan informasi teknologi pertanian peternakan tingkat nasional.
2. Mengikuti pameran-pameran pertanian
3. Menjadikan Desa Wonosari Sebagai Desa Wisata Ayam

VI. STUDI DAN KEGIATAN YANG TELAH DILAKUKAN

Periode 2008 - 2009 :
1. Pelatihan pembuatan pupuk bokasi,
2. Pelatihan Pembuatan Pakan ternak sapi (FERMENTASI)
3. dan Kursus Pembuatan Slondok
Periode 2009 - 2010 :
AGRIBISNIS AYAM HIBRIDA Yang Meliputi Kegiatan :
1. Demplot ayam hibrida ( pembesaran)
2. Pelatihan penetasan dan pembuatan ransum
3. Magang agribisnis ayam hibrida
4. Pemanfaatan limbah kotoran ayam go organik
Periode 2010 - 2011 :
Tahun 2010 UP – FMA Wonosari mengajukan kegiatan proposal Agribisnis ayam hibrida lanjutan dengan meliputi berbagai macam kegiatan diantaranya:
1. Studi lapang produksi telur tetas ayam hibrida
2. Kursus pembuatan mesin tetas
3. Pelatihan pengenalan dan pencegahan hama penyakit Ayam
4. Magang penetasan telur
5. Temu Usaha Ayam Hibrida

VII. PENDANAAN
Pendanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh fma desa wonosari bersumber dari:
1. Program FEATI
2. Swadaya masyrakat
3. Laba hasil usaha
4. Mitra

VIII. KEPENGURUSAN

NO NAMA JABATAN
1 BASUKI KETUA
2 SAIPUDIN SEKRETARIS
3 SETIO BUDI BENDAHARA
4 NIKMAROPIK PENYULUH SWADAY (PUTRA)
5 TRI KURNIA WATI PENYULUH SWADAY (PUTRI)
6 KADARYONO SP,I PENYULUH PNS

IX. KERJASAMA YANG TELAH DILAKUKAN
Selama ini kegiatan FMA Desa Wonosari telah melakukan banyak kerja sama diantaranya adalah :
1. Dengan Balai Pengkaji Teknologi Pertanian Jawa Tengah dalam actionresearch facility (ARF)
2. Dinas Koperasi Dan UMKM
3. Perpustakaan Umum Kabupaten Batang
4. BPD Jawa Tengah
5. Gapoktan – gapoktan yang berusaha dalam agribisnis ayam kampong

X. RENCANA KEGIATAN YANG AKAN DILAKSANAKAN
1. Demplot penerapan pakan tiga teknologi
2. Pendirian komunal penetasan
3. Pelatihan penanganan pasca panen
XI. JASA DAN PELAYANAN YANG DAPAT KAMI LAKUKAN
1. Penyediaan telor tetas
2. Penyediaan doc ayam kampung Hibrida
3. Penyediaan ayam kampung siap potong 70 hari
4. Penyediaan mesin tetas
5. Penyedian alat IB ayam
6. Permagangan
7. Informasi seputar ayam (agribisnis, penganan penyakit dll)
8. Perpustakaan ( 1500 eksmplar)
9. Pelatihan teknologi tepat guna ( ayam)
10. Layanan online
11. Pasar online
12. Dan lain sebagainya.

XII. USAHA YANG DIJALANKAN OLEH KELOMPOK USAHA BERSAMA FMA DESA WONOSARI

A. Jenis usaha
1. Produksi telur tetas
2. Produksi teur tetas
3. Produksi DOC ayam hibrida
4. Produksi ayam siap potong
5. Pelatihan-pelatihan (peningkatan SDM anggota)
6. Membangun kemitraan
7. Pusat informasi ayam Hibrida Banjarwaru
8. Tempat pemagangan petani dari luar anggota/daerah lain.
9. Produksi mesin tetas

B. Volume usaha
1. Indukan : 1.000 ekor
2. DOC : 3.000 ekor/bulan
3. Ayam siap potong : 500 ekor/70 hari
Ket: (data di ambil / april 2011)
 Jumlah indukan yang sudah berproduksi : 1.000
 Produksi telur perminggu sebanyak 6.000
 yang layak ditetaskan rata-rata perminggu 5.600
 Telur yang ditetaskan 3.000/ bulan, karena keterbatasan mesin tetas
 Produksi ayam potong lokal 500 ekor/bulan dikarenakan permintaan DOC dari luar daerah yang tinggi

C. Siklus usaha
1. Produksi telur tetas : 2 Tahun
2. Produksi DOC : 21 Hari
3. Ayam siap potong : 70 Hari

XIII. Anggota

Jumlah anggota per mei 2011 berjumlah 40 orang

XIV. Infentaris kelompok

1. Mesin tetas 8 buah (2.000 btr)
2. Komputer 1 (satu) set
3. Perpustakaan 1 (satu unit)
4. Buku refrensi bagi pemuda 1500 eks
5. Ruangan buku 6 x 4m
6. Mading 1 buah
7. Meja komputer satu buah
8. Satu set Kompor gas
9. Satu buah modem internet
10. Satu papan display
11. Satu set mesin giling jagung
12. Rak doc kapasitas 1.000 ekor
13. Peralatan makan minum ternak 20 set
14. Peralatan IB 10 set
15. Lemari penyimpanaan data 1 buah
16. Printer 1 buah
17. Kandang 1 unit
18. Kandang pameran 5 unit

Minggu, 03 April 2011

KUNJUNGAN DPR DI KELOMPOK AGRIBISNIS AYAM HIBRIDA FMA DESA WONOSARI

Hasil pembelajaran FMA (farmer managed extension activities atau penyuluhan yang dikelola oleh petani) Desa Wonosari Kecamatan Bawang Kabupaten Batang mengenai teknologi ayam hibrida mendapat perhatian dari DPRD Kab. Batang khususnya komisi C. Tim komisi C berkenan hadir langsung dan melihat satu persatu aktivitas petani dalam pembudidayaan ayam hibrida mulai dari melihat indukan ayam, proses IB (inseminasi buatan) untuk mendapatkan ayam hibrida, penetasan telur dengan mesin tetas hingga kegiatan pembesaran ayam hibrida. Ketua Komisi C (Bapak Suyono) dalam sambutannya yang diwakili sangat mengapresiasi keberhasilan yang telah dicapai oleh petani Desa Wonosari. Pembelajaran agribisnis yang dilakukan UP FMA dengan metode SL dan ARF (action research facility) telah dapat merubah pola pikir dan perilaku petani Desa Wonosari. Perkembangan yang sangat dirasakan pesat antara lain (1) stok indukan telah berkembang menjadi 2.000 ekor yang pada awalnya hanya 10 ekor, (2) produksi DOC ayam hibrida 1.200 ekor per bulan dan ayam siap potong 500 ekor, (3) jumlah peternak yang sebagian besar pemuda desa berkembang menjadi 35 orang, (4) telah terbentuk kelompok usaha bersama (KUB) agribisnis ayam hibrida dengan pembagian kegiatan yang meliputi produksi telur tetas, penghasil DOC dan pembesaran ayam siap potong, dan (5) menjadi embrio P4S karena telah menerima pelatihan-pelatihan dan magang.

Kunjungan DPRD Kabupaten Batang yang dilaksanakan pada 19 Januari 2011, hadir pula beberapa penentu kebijakan dari Bapeluh Kabupaten Batang, Dispertanak, Kepala Desa Wonosari dan BPTP Jawa Tengah. Dalam diskusi desepakati beberapa hal antara lain
• Kebutuhan petani yang berupa mesin genset (karena listrik sering mati) akan diusahakan oleh anggota Komisi C
• Mesin tetas kapasitas besar (+ 1.000 butir) diusulkan pada penyusunan anggaran tahun 2012
• Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Batang akan mengalokasikan bantuan obat-obatan dan akan menuntun kelompok membuat proposal pengembangan usaha ayam hibrida untuk diusulkan kepada Biro Produksi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah.
• Bapeluh dan BPTP Jawa Tengah masih akan melanjutkan pendampingan bagi UP FMA Desa Wonosari. Dan pendampingan dari BPTP Jawa Tengah adalah pengembangan agribisnis yang mengarah pada VCA. (SSP)
Anggota kelompok merasa senang sekali dengan kunjungan tersebut, walaupun point-point diatas belum tentu terlaksana, dalam sambutanya PPs Desa Wonosari (Nikmaropik) mengaku sangat senang sekali mendapatkan program FEATI, karena imbas program tersebut dirasa mampu meningkatkan SDM petani secara maksimal.
Program pembelajaran (FMA) tersebut sangatlah menentukan sekali bagi kemajuan pertanian dan peternakan Desa Wonosari karena pembelajaran tersebut direncanakan, dilaksanakan oleh petani itu sendiri, disitu petani mencari sendiri topic pembelajaran melalui: PRA, FSA, yang didalamnya menuntut petani bisa menganalisis potensi sumberdaya, potensi pasar, dan kelayakan suatu usaha yang akan atau sedang mereka laksanakan,
Dari situlah maka petani desa wonosari sampai sekarang bisa sukses melaksanakan kegiatan usaha Ayam Hibrida, hingga sudah bisa go nasional, walaupun masih banyak kendala namun kendala kendala tersebut bisa menjadi bahan diskusi petani, sehingga petani bisa sering berkumpul untuk mencari pemecahanya, bahkan kini petani dan peternak di desa wonosari terutama kelompok usaha Ayam Hibrida ,dalam menangani suatu permasalahan dalam usahanya tidak sebatas diskusi dalam satu kelompok, bahkan sudah melibatkan para ahli dalam bidangnya karena diskusi yang dilaksanakan bisa melalui telpon, facebook, email,dll,
Sekarang atau tidak sama sekali, itu prinsip mereka

Kamis, 31 Maret 2011

KUNJUNGAN KEPALA BPTP PROVINSI JAWA TENGAH KE FMA DESA WONOSARI

Kepala BPTP Jawa Tengah yang baru menjabat sejak januari 2011, secara resmi berkunjung ke FMA Desa Wonosari yang mengembangkan Ayam Hibrida, kepala BPTP mendengarkan paparan dari Nikmaropik (penyuluh swadaya) tentang profil kelompok yang sudah menerapkan teknologi dari Balai Tengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, menurut Nikmaropik, pengembangan ayam hibrida dimulai sejak tahun 2008 awal, para peternak sudah mulai mengenal ayam super, akan tetapi belum tau apa jenisnya, setelah melalui proses PRA kelompok, disetujui untuk mengembangkan ayam hibrida.
Pada awalnya peternak hanya mengembangkan ayam hibrida focus pada pembesaran saja, lambat laun seiring perkembangan informasi mereka tertarik untuk memproduksi DOC sendiri. BPTP bekerjasama dengan BAPELUH Kabupaten Batang melalui program FEATI menfasilitasi pelatihan selama dua hari dalam penerapan teknologi kawin suntik, berawal dari situlah kelompok mulai naik daun.
Tahun 2010 awal kelompok didampingi BPTP dan BP4K Kabupaten Batang melaksanakan ARF Tknologi Ayam Hibrida dan pelatihan-pelatihan FMA tingkat Desa diantaranya adalah: 1) pelatihan managemen produksi telur tetas, 2) pelatihan pembuatan mesin tetas manual, 3) pelatihan pengenalan pencegahan, dan pengobatan penyakit, Dll, keberhasilan dalam ARF dan Pelatihan dapat dilihat dari peningkatan jumlah anggota kelompok yang mengembangkan Agribisnis Ayam Hibrida, dan peningkatan SDM kelompok serta anggota masyarakat sekitar dalam pengembangan ayam hibrida. Serta berdatanganya tamu dari lain daerah luar Kabupaten Batang yang mengikuti magang, pelatihan, atau hanya sekedar konsultasi.
BP4K Kabupaten Batang dan BPPPK kecamatan Bawang senantiasa membantu kami dalam sector pemasaran, dalam event-event penting selalu mempromosikan hasil produk kami sehingga pasar semakin lebar, selain itu kelompok juga tak tinggal diam ikut juga dalam mempromosikan melalui jaringan informasi teknologi. (Bersambung………………….)

Sabtu, 15 Januari 2011

FMA DESA WONOSARI PROGRAM FEATI KABUPATEN BATANG: PETANI HARUS MAJU JANGAN TERTINGGAL

FMA DESA WONOSARI PROGRAM FEATI KABUPATEN BATANG: PETANI HARUS MAJU JANGAN TERTINGGAL

Menetaskan DOC yang Ber-kualitas

1. SEJARAH SINGKAT
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.

Menginjak awal tahun 1900-an, ayam liar itu tetap pada tempatnya akrab dengan pola kehidupan masyarakat dipedesaan. Memasuki periode 1940-an, orang mulai mengenal ayam lain selain ayam liar itu. Dari sini, orang mulai membedakan antara ayam orang Belanda (Bangsa Belanda saat itu menjajah Indonesia) dengan ayam liar di Indonesia. Ayam liar ini kemudian dinamakan ayam lokal yang kemudian disebut ayam kampung karena keberadaan ayam itu memang di pedesaan. Sementara ayam orang Belanda disebut dengan ayam luar negeri yang kemudian lebih akrab dengan sebutan ayam negeri (kala itu masih merupakan ayam negeri galur murni). Ayam semacam ini masih bisa dijumpai di tahun 1950-an yang dipelihara oleh beberapa orang penggemar ayam. Hingga akhir periode 1980-an, orang Indonesia tidak banyak mengenal klasifikasi ayam. Ketika itu, sifat ayam dianggap seperti ayam kampung saja, bila telurnya enak dimakan maka dagingnya juga enak dimakan. Namun, pendapat itu ternyata tidak benar, ayam negeri/ayam ras ini ternyata bertelur banyak tetapi tidak enak dagingnya.

Ayam yang pertama masuk dan mulai diternakkan pada periode ini adalah ayam ras petelur white leghorn yang kurus dan umumnya setelah habis masa produktifnya. Antipati orang terhadap daging ayam ras cukup lama hingga
menjelang akhir periode 1990-an. Ketika itu mulai merebak peternakan ayam broiler yang memang khusus untuk daging, sementara ayam petelur dwiguna/ayam petelur cokelat mulai menjamur pula. Disinilah masyarakat mulai sadar bahwa ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur handal dan pedaging yang enak. Mulai terjadi pula persaingan tajam antara telur dan daging ayam ras dengan telur dan daging ayam kampung. Sementara itu telur ayam ras cokelat mulai diatas angin, sedangkan telur ayam kampung mulai terpuruk pada penggunaan resep makanan tradisional saja. Persaingan inilah menandakan maraknya peternakan ayam petelur.

Ayam kampung memang bertelur dan dagingnya memang bertelur dan dagingnya dapat dimakan, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai ayam dwiguna secara komersial-unggul. Penyebabnya, dasar genetis antara ayam kampung dan ayam ras petelur dwiguna ini memang berbeda jauh. Ayam kampung dengan kemampuan adaptasi yang luar biasa baiknya. Sehingga ayam kampung dapat mengantisipasi perubahan iklim dengan baik dibandingkan ayam ras. Hanya kemampuan genetisnya yang membedakan produksi kedua ayam ini. Walaupun ayam ras itu juga berasal dari ayam liar di Asia dan Afrika.
2. SENTRA PETERNAKAN
Ayam telah dikembangkan sangat pesat di setiapa negara. Sentra peternakan ayam petelur sudah dijumpai di seluruh pelosok Indonesia terutama ada di Pulau Jawa dan Sumatera, tetapi peternakan ayam telah menyebar di Asia dan Afrika serta sebagian Eropa.
3. J E N I S
Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe:

1)Tipe Ayam Petelur Ringan.
Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama. Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki dan menjual ayam petelur ringan (petelur putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk bertelur saja sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas dan keributan, dan ayam ini mudah kaget dan bila kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan.
2) Tipe Ayam Petelur Medium.
Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di antara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga. Dipasaran orang mengatakan telur cokelat lebih disukai daripada telur putih, kalau dilihat dari warna kulitnya memang lebih menarik yang cokelat daripada yang putih, tapi dari segi gizi dan rasa relatif sama. Satu hal yang berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih mahal daripada telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat daripada telur putih dan produksinya telur cokelat lebih sedikit daripada telur putih. Selain itu daging dari ayam petelur medium akan lebih laku dijual sebagai ayam pedaging dengan rasa yang enak.
4. MANFAAT
Ayam-ayam petelur unggul yang ada sangat baik dipakai sebagai plasma nutfah untuk menghasilkan bibit yang bermutu. Hasil kotoran dan limbah dari pemotongan ayam petelur merupakan hasil samping yang dapat diolah menjadi pupuk kandang, kompos atau sumber energi (biogas). Sedangkan seperti usus dan jeroan ayam dapat dijadikan sebagai pakan ternak unggas setelah dikeringkan. Selain itu ayam dimanfaatkan juga dalam upacara keagamaan.
5. PERSYARATAN LOKASI


1)Lokasi yang jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
2) Lokasi mudah dijangkau dari pusat-pusat pemasaran.
3) Lokasi terpilih bersifat menetap, tidak berpindah-pindah.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan)
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

1. Kandang
Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 derajat C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang.

Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan.

Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya dibagi menjadi dua: a) Sistem kandang koloni, satu kandang untuk banyak ayam yang terdiri dari ribuan ekor ayam petelur; b) Sistem kandang individual, kandang ini lebih dikenal dengan sebutan cage. Ciri dari kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor ayam. Kandang sistem ini banyak digunakan dalam peternakan ayam petelur komersial.

Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga macam yaitu: 1) kandang dengan lantai liter, kandang ini dibuat dengan lantai yang dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi dan kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni; 2) kandang dengan lantai kolong berlubang, lantai untuk sistem ini terdiri dari bantu atau kayu kaso dengan lubang-lubang diantaranya, yang nantinya untuk membuang tinja ayam dan langsung ke tempat penampungan; 3) kandang dengan lantai campuran liter dengan kolong berlubang, dengan perbandingan 40% luas lantai kandang untuk alas liter dan 60% luas lantai dengan kolong berlubang (terdiri dari 30% di kanan dan 30% di kiri).

2. Peralatan
a. Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
b. Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur dan dibuat lubah yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
c. Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
d. Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus

6.2. Peyiapan Bibit
Ayam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain:
a) Ayam petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya.
b) Pertumbuhan dan perkembangan normal.
c) Ayam petelur berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.

Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur sehari:
a) Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
b) Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
c) Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
d) Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
e) Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
f) Tidak ada letakan tinja diduburnya.

1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Penyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria baik dalam hal ini tergantung sebagai berikut:
a. Konversi Ransum.
Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per kilogram telur. Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yang dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu
banyak dan bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil maka bibit itu dapat dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai bibit ayam dan juga dapat diketahui dari lembaran daging yang sering dibagikan pembibit kepada peternak dalam setiap promosi penjualan bibit
ayamnya.
b. Produksi Telur.
Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yang dapat memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yang produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tidak menguntungkan.
c. Prestasi bibit dilapangan/dipeternakan.
Apabila kedua hal diatas telah baik maka kemampuan ayam untuk bertelur hanya dalam sebatas kemampuan bibit itu. Contoh prestasi beberapa jenis bibit ayam petelur dapat dilihat pada data di bawah ini.
- Babcock B-300 v: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270, ransum 1,82 kg/dosin telur.
- Dekalb Xl-Link: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 255-280, ransum 1,8-2,0 kg/dosin telur.
- Hisex white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 288, ransum 1,89 gram/dosin telur.
- H & W nick: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 272, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
- Hubbarb leghorn: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)260, ransum 1,8-1,86 kg/dosin telur.
- Ross white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
- Shaver S 288: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)280, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
- Babcock B 380: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260-275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
- Hisex brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house)272, ransum 1,98 kg/dosin telur.
- Hubbarb golden cornet: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260, ransum 1,24-1,3 kg/dosin telur.
- Ross Brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 270, ransum 2,0 kg/dosin telur.
- Shaver star cross 579: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 265, ransum 2,0-2,08 kg/dosin telur.
- Warren sex sal link: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 280, ransum 2,04 kg/dosin telur.

6.3. Pemeliharaan

1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup.

2. Pemberian Pakan
Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
a. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
- Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
- Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor.
Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.
b. Kwalitas dan kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
- Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.
- Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor; minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor; minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam, dalam hal ini dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
a. Fase starter (umur 1-29 hari) kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor; minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.
Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
b. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor; minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.

3. Pemberian Vaksinasi dan Obat
Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menulardengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:

Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.

Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit.

Macam-macam vaksin:
a) Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
b) Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
c) Vaksin NCD HB-1/Pestos.
d) Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
e) Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.

Persyaratan dalam vaksinasi adalah:
a) Ayam yang divaksinasi harus sehat.
b) Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.
c) Sterilisasi alat-alat.

4. Pemeliharaan Kandang
Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.

7. HAMA DAN PENYAKIT

7.1. Penyakit

1.Berak putih (pullorum)
Menyerang ayam kampung dengan angka kematian yang tinggi.
Penyebab: Salmonella pullorum.
Pengendalian: diobati dengan antibiotika
2. Foel typhoid
Sasaran yang disering adalah ayam muda/remaja dan dewasa.
Penyebab: Salmonella gallinarum.
Gejala: ayam mengeluarkan tinja yang berwarna hijau kekuningan.
Pengendalian: dengan antibiotika/preparat sulfa.
3. Parathyphoid
Menyerang ayam dibawah umur satu bulan.
Penyebab: bakteri dari genus Salmonella.
Pengendalian: dengan preparat sulfa/obat sejenisnya.
4. Kolera
Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang ayam menyerang kalkun dan burung merpati.
Penyebab: pasteurella multocida.
Gejala: pada serangan yang serius pial ayam (gelambir dibawah paruh) akan membesar.
Pengendalian: dengan antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin).
5. Pilek ayam (Coryza)
Menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam.
Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri dan virus.
Gejala: ayam yang terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek.
Pengendalian: dapat disembuhkan dengan antibiotia/preparat sulfa.
6. CRD
CRD adalah penyakit pada ayam yang populer di Indonesia. Menyerang anak ayam dan ayam remaja. Pengendalian: dilakukan dengan antibiotika (Spiramisin dan Tilosin).
7. Infeksi synovitis
Penyakit ini sering menyerang ayam muda terutama ayam broiler dan kalkun.
Penyebab: bakteri dari genus Mycoplasma.
Pengendalian: dengan antibiotika.

7.2. Penyakit karena Virus
1.Newcastle disease (ND)
ND adalah penyakit oleh virus yang populer di peternak ayam Indonesia. Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan.Tungau (kutuan) Penemuan tersebut tidak tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi dan diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease.

2.Infeksi bronchitis
Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang serius untuk anak ayam dan ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%. Bila menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tidak normal, putih telur encer dan kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada ditengah). Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi.

3.Infeksi laryngotracheitis
Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yang serius terjadi pada unggas.
Penyebab: virus yang diindetifikasikan dengan Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah dibunuh dengan desinfektan, misalnya karbol.
Pengendalian: (1) belum ada obat untuk mengatasi penyakit ini; (2) pencegahan dilakukan dengan vaksinasi dan sanitasi yang ketat.

4.Cacar ayam (Fowl pox)
Gejala: tubuh ayam bagian jengger yang terserang akan bercak-bercak cacar.
Penyebab: virus Borreliota avium. Pengendalian: dengan vaksinasi.

5.Marek
Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%. Pengendalian: dengan vaksinasi.

6.Gumboro
Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6 minggu.
7.3. Penyakit karena Jamur dan Toksin
Penyakit ini karena ada jamur atau sejenisnya yang merusak makanan. Hasil perusakan ini mengeluarkan zak racun yang kemudian di makan ayam. Ada pula pengolahan bahan yang menyebabkan asam amino berubah menjadi zat beracun. Beberapa penyakit ini adalah :

1.Muntah darah hitam (Gizzerosin)
Ciri kerusakan total pada gizzard ayam. Penyebab: adalah racun dalam
tepung ikan tetapi tidak semua tepung ikan menimbulkan penyakit ini. Timbul penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan yang menguraikan asam amino hingg menjadi racun.
Pengendalian: belum ada.

2.Racun dari bungkil kacang
Minyak yang tinggi dalam bungkil kelapa dan bungkil kacang merangsang pertumbuhan jamur dari grup Aspergillus. Untuk menghindari keracunan bungkil kacang maka dalam rancung tidak digunakan antioksidan atau bungkil kacang dan bungkil kelapa yang mengandung kadar lemak tinggi.
7.4. Penyakit karena Parasit
1.Cacing
Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yang bersih dan terpelihara baik. Tetapi peternakan yang kotor banyak siput air dan minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan. Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot dan kurang aktif.

2.Kutu
Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tidak terlihat tapi bila bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yang tidak terkena sinar matahari langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dengan cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tidak boleh mengenai tangan dan mata secara langsung dan penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tidak aktif.
7.5. Penyakit karena Protoza
Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis dan Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang dan genangan air.
8. P A N E N
8.1. Hasil Utama
Hasil utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yang diahsilkan oelh ayam. Sebaiknya telur dipanen 3 kali dalam sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan isi tlur yang disebabkan oleh virus dapat terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga (terakhir)sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-16.00.
8.2. Hasil Tambahan
Hasil tambahan yang dapat dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari ayam yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk dijadikan pupuk kandang.
8.3. Pengumpulan
Telur yang telah dihasilkan diambil dan diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Dalam pengambilan dan pengumpulan telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan antara telur yang normal dengan yang abnormal. Telur normal adalah telur yang oval, bersih dan kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dengan volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong.
8.4. Pembersihan
Setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yang kotor karena terkena litter atau tinja ayam dibershkan. Telur yang terkena litter dapat dibersihkan dengan amplas besi yang halus, dicuci secara khusus atau dengan cairan pembersih. Biasanya pembersihan dilakukan untuk telur tetas.
9. DAFTAR PUSTAKA
1. Muhammad Rasyaf, Dr.,Ir. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Penebar Swadaya (anggota IKAPI) Jakarta.
2. Cahyono, Bambang, Ir.1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler). Penerbit Pustaka Nusatama Yogyakarta.